Pernahkah anda berpikir bagaimana seharusnya kita menghargai sebuah buku? Ya, buku dengan harga bervariasi memang memiliki ciri khas masing-masing sesuai dengan segala hal yang mendukung tercetaknya sebuah buku, mulai dari warna cover, tebal cover, warna kertas, tebal kertas, ukuran buku, warna tulisan, grafis, dan sebagainya. Bila kita perdalam lagi, kadang-kadang harga buku tidak sepadan dengan materi yang dibawanya. Apa yang membuatnya seperti itu?
Sebagai contoh, anda membeli sebuah buku di suatu toko buku seharga Rp 30.000,00 mengenai teknik mesin pesawat. Buku itu memuat berbagai informasi yang membuat anda paham dengan berbagai teknik mesin pesawat dan berbagai cara merakitnya. 20 tahun kemudian, anda telah menjadi seorang ahli perakitan pesawat dan memperoleh penghasilan jauh dari yang anda bayangkan (sekitar 30o juta rupiah). Hanya dengan buku seharga 30 ribu, anda memperoleh keuntungan sepuluh ribu kali lipatnya.
Banyak orang yang tidak sadar bahwa sebuah buku saja telah mempecundangkan harganya dari hasil yang dapat diberikannya. Karena itu, banyak orang yang merasa malas untuk membaca buku walaupun harganya telah jauh lebih jatuh. Mereka berpikir bahwa lebih baik mencari buku-buku yang langsung on-line gratis ketimbang repot-repot membeli buku di toko buku terdekat. Untuk beberapa alasan, hal tersebut dapat dibenarkan, karena memang sebagian besar pelajar, khususnya yang telah hidup mandiri, memerlukan uang untuk biaya hidup. Namun, bukan menjadi hal yang sepele kalau akhirnya tidak ada lagi yang memproduksi buku. Kualitas sebuah buku masih jauh lebih baik daripada segala hal yang mencoba menyamainya.
Bagi pelajar, membeli buku dapat dilakukan dengan menyisihkan sebagian uang sakunya yang dapat dikumpulkan untuk membeli buku bacaan. Berterimakasihlah bahwa harga buku tidak setinggi jasanya. Oleh karena itu, jangan pernah merasa malas untuk membaca buku.
Kita ikuti entri baru berikutnya hanya di Kampoenk Ndeso yang tidak pernah ada matinya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar